Saat ia pergi
Dan entah kapan kembali
Hanya memorian indah bersamanya
Walau waktu bergilir tuk datang dan pergi
Maaf kekecewaan ini t’lah lukai hati
Seakan langit menatap
Seolah pasir berdesir
Sepercikan air mengombak
Segumpalan emosi penuhi jiwa
Kini.,
Biar rindu yang ku rasa
Biar sesal kan ada di dada
Tetesan air mata
Tanda kerinduan akan dirimu
Kembalilah seperti dirimu nan lampau
Ku hargai
Ku hormati
Ku segani
Ku kagumi
Hingga
Ku sayangi
Rintihan duka hati menjadi kawan
Kehampaan diri nuansa jiwaku
Kian lama ku harapkan seperti ku pinta
Namun ku sadar
Hati ini bukan untukmu
Segenap jiwaku luapkan usaha tuk melupakanmu
Kan tetapi
Serpihan hati ini kerap menjadi racun hidupku
Bantuku tuk hilangkan serpihan itu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar